SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Memandang Wajah Orang Alim. Rasulullah menjelaskan memandang ulama adalah ibadah. Penjelasan tersebut untuk menunjukkan betapa mulianya ilmu pengetahuan. Maksud dari ilmu dalam hadis tersebut adalah ilmu agama dan yang dimaksud orang alim adalah orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.


Memandang Wajah Ulama lebih Baik dari Bersedekah 1000 Kuda Fisabilillah

Ia lebih suka memandang wajah sang ulama hingga lembut dan tenteram hatinya. Selama 12 tahun ia aktif mengikuti majelisnya Imam Ahmad. Mestinya, catatannya sudah berlembar-lembar, sebagai bukti bahwa ia serius mengikuti majelis tersebut. Ternyata tidak. Jangankan selembar, secuil pun ia tak punya catatan.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

BincangSyariah.Com - Para ulama memiliki cara pandang yang berbeda tentang memandang wajah wanita. Ulama fiqih lebih melihat kepada hukum formalnya, yaitu mubah, makruh, atau haram. Pendapat fuqaha dalam masalah ini dapat dikelompokkan menjadi empat sebagaimana dijelaskan dalam Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaityyah sebagi berikut:. Pendapat pertama, boleh melihat wajah dan kedua telapak.


Habib Jamal Baagil Memandang Wajah Ulama adalah Ibadah

Keutamaan pandangan kepada wajah seorang Ulama banyak sekali, di antaranya sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW: "Barang siapa memandang kepada wajah orang Alim sekali dengan pandangan yang senang, niscaya Alloh SWT menjadikan pandangan tersebut malaikat yang memintakan ampun baginya hingga hari kiamat". Imam Al-Hafizh Al-Mundziri.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Memandang wajah ulama merupakan suatu hal yang sangat penting bagi umat muslim. Hal ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan beragama, seperti meningkatkan keimanan dan kecintaan pada Islam, mendapatkan ilmu dan arifin, mendapatkan motivasi dan inspirasi, serta mendapatkan doa dari ulama.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Pertemuan tersebut memberikan keberkahan tersendiri, yaitu memandang wajah ulama, seperti yang sabdakan Rasulullah SAW : ูˆู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… : ู…ู† ู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุนุงู„ู… ู†ุธุฑุฉ ููุฑุญ ุจู‡ุง ุฎู„ู‚ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ุชู„ูƒ ุงู„ู†ุธุฑุฉ ู…ู„ูƒุง ูŠุณุชุบูุฑ ู„ู‡ ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ. (ู…ู†.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Kenikmatan memandang wajah Allah yang mulia bagi penghuni surga merupakan ketetapan yang tidak ada keraguan sedikit pun. Bahkan, itu merupakan kenikmatan yang paling lezat dan ganjaran bagi penduduk surga.. Ulama kaum muslimin yang terdiri dari salafush shalih dan pengikut mereka menyepakati benarnya akidah bahwa rukyah Rabb.


Wabillah Keutamaan memandang wajah ulama

Termasuk bagaimana kita berinteraksi dengan ulama, bahkan memandang wajah ulama juga bernilai pahala termasuk duduk dengan ahli ilmu (ulama) ISLAMsebagai agama yang universal syariatnya mencakup segala aspek kehidupan. Bukan hanya dalam koridor hubungan verikal (hamblum minallah) bahkan hubungan horizontal juga diatur dan dibahas sedemikian.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Keutamaan pandangan kepada wajah seorang Ulama banyak sekali, di antaranya sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW: "Barang siapa memandang kepada wajah orang Alim sekali dengan pandangan yang senang, niscaya Alloh SWT menjadikan pandangan tersebut malaikat yang memintakan ampun baginya hingga hari kiamat". Imam Al-Hafizh Al-Mundziri.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Memandang orang shalih, bisa membangkitkan semangat, untuk meningkatkan amalan kebaikan, tatkala keimanan seseorang sedang turun. Sebagaimana dilakukan oleh Abu Ja'far bin Sulaiman, salah satu murid Hasan Al Bashri. Beliau pernah mengatakan,"Jika aku merasakan hatiku sedang dalam keadaan qaswah (keras), maka aku segera pergi untuk memandang.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Memandang Wajah Ulama . Barangsiapa memuliakan ulama, berarti dia memuliakan Nabi Muhammad dan Allah. Red: Irwan Kelana. Foto: Republika/Andrian Saputra . Ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai elemen organisasi bertemu dalam silaturahmi dan kongres Ulama se-Jawa Tengah. Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung Purwo Hamijayan.


Memandang Wajah Ulama Pondok Pesantren Darul Akhyar

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya lah mereka melihat." (al-Qiyamah: 22โ€”23) Abu Abdillah al-Qurthubi rahimahullah berkata dalam penjelasan ayat ini, "Artinya, memandang Rabbnya (Allah). Jumhur ulama berpendapat berdasarkan penafsiran ini." (Tafsir al-Qurthubi 19/107)


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa memandang wajah orang 'alim dengan pandangan yang menyenangkan maka Allah akan menciptakan malaikat dari pandangan tersebut yang akan memohonkan ampunan kepada orang tersebut di hari kiamat." "Wajah para Alim Ulama' apabila kita memandangnya Hati menjadi sayu kerana kemuliaan yang Allah kurniakan untuk mereka .


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Sobat, mari kita simak bersama mengenai hikmah dari memandang wajah para ulama, meskipun hanya melalui foto maupun lukisan. 1. Mendapat Permintaan Ampun dari Malaikat. Pertama, jika ada umat Muslim yang ketika memandang wajah para ulama kemudian hatinya merasa senang bukan main. Maka berhak untuknya mendapatkan permintaan ampun kepada Allah SWT.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Dengan memandang wajah para ulama, akan menjadikan batin kita tersugesti sehingga mendorong kita untuk dapat meneladani mereka. Dalam kitab Lubabul hadist, memuat mengenai keutamaan memandang wajah ulama. Yakni ketika kita memandang wajah orang yang alim dan kita merasa senang serta gembira atas itu, para malaikat akan memohonkan.


SEKRETARIAT UMMAH BERSELAWAT MEMANDANG WAJAH ULAMA ITU MENDAPAT

Melihat wajah ulama lebih dicintai oleh Allah dari pada ibadah selama 60 tahun, berupa puasa dan shalat tahajud. Status hadis: Hadis ini sangat lemah, dimasukkan oleh as-Sakhawi - murid Ibnu Hajar al-Asqalani - dalam al-Maqasid al-Hasanah (hlm. 696), buku beliau berisi kumpulan hadis dhaif.